Kamera

Permainan Congklak adalah salah satu permainan tradisional yang sering dimainkan oleh anak-anak bahkan para remaja khususnya wanita di daerah-daerah.
Pada dasarnya, permainan congklak adalah permainan yang menggunakan papan kayu berlubang dan beberapa biji-bijian dengan jumlah tertentu. Papan tersebut memiliki lubang yang umumnya berjumlah 16 buah. 16 buah lubang yang ada ddi papan tersebut tidaklah sejajar dan lurus, namun 7 buah lubang saling berhadap-hadapan dan 2 lubang lainnya masing-masing berada di ujung kanan dan kirinya, tepat berada di tengah denegan ukuran yang lebih besar. Lubang yang dipojokan di beri nama lumbung yang memang untuk menyimpan biji-bijian milik pemain.
Jumlah biji yang diperlukan untuk bermain dakon/congklak ini adalah 98 biji. Biji yang digunakan pada jaman dahulu dari isi buah sawo atau kerikil, namun dengan perkembangan jaman biji yang dipakai bisa dari apa saja. Masing-masing lubang diisi oleh 7 buah biji kecuali pada bagian lumbung yang dibiarkan kosong karena untuk menampung biji yang dimiliki oleh kedua pemain. Cara bermain congklak inipun sangat mudah, pemain menebarkan biji-biji atau juga sering disebut dengan buah congklak kedalam setiap lubang termasuk lumbungnya.
Jika biji yang ditebar telah habis di lubang kecil yang berisi dengan biji yang lainnya, pemain bisa mengambil semua biji yang kemudian dilanjutkan menebar biji hingga biji tersebut berhenti pada lubang yang tak berisi biji. Jika biji berhenti di Lumbung miliknya, maka pemain berhak mengambil biji yang ada dilubang untuk terus menebar biji memutar. Namun jika biji yang ditebar habis pada lubang milik lawannya, maka dia tidak akan mendapat apa-apa dan permainan diambil alih oleh sang penantang.
Dahulu di jawa, ketika saya sedang ada dalam permainan ini ada istilah “nembak” dan “mikul“. Mikul terjadi jika biji yang dijalankan berhenti di lubang yang kosong yang berada ditengah-tengah antara kedua lubang yang ada isinya. Pemain berhak mengambil biji dalam ketiga lubang dan menaruk di dalam lumbungnya. Sedangkan nembak bisa terjadi jika pemain berhenti di lubangnya yang kosong kemudian di seberang/ lubang lawan terdapat biji, maka pemain berhak mengambil biji milik lawannya untuk kembali menjadi isi lumbungnya. Permainan ini usai ketika semua biji habis ditebar dan pemenangnya adalah pemain yang memiliki biji lebih banyak.
Permainan ini umum dimainkan oleh ramaja putri dan mungkin permainan ini juga sangat identik dengan wanita. Namun, beberapa pendapat mengatakan, permainan ini ada hubungan erat dengan manajemen dan sistem pengelolaan uang. Dan seorang wanitalah yang mempunyai peran penting dalam pengelolaan uang dalam rumah tangganya. Permainan congklak/dakon ini juga menggambarkan ketelitian seorang wanita dalam menghitung.
Permainan ini sudah ada di beberapa daerah di penjuru seluruh Indonesia. Di tiap daerah-pun nama-nama dari congklak/dakon ini dikenal dengan nama yang berbeda, dan nama congklak, dhakonan, dhakon atau dakon ini lebih dikenal di Pulau Jawa. Di Sulawesi permainan ini dinamakan dengan beberapa nama yaitu makotan, anggalacang, nogarata dan manggaleceng. Sedangkan nama Congkak diberikan oleh warga Pulau Sumatera yang berkebudayaan melayu. Dan di Lampung sendiri, permainan ini dikenal dengan nama dentuman lamban. Meski berbeda-beda namanya, permainan ini mempunyai cara bermain yang sama, hmm.. jadi seperti semboyan negeri Indonesia ya.. Bhineka Tunggal Ika.

Radio ANDIKA - Kediri - Jatim - Sebagian warga di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, punya cara asyik untuk menunggu waktu berbuka puasa alias ngabuburit dalam budaya lain di Indonesia. Di Kediri, waktu menunggu waktu berbuka puasa ini dipakai oleh sebagian warga dengan bermain layang-layang.
Aktivitas bermain layang-layang ini dilakukan warga Kediri di Lapangan Simpang Lima Gumul. Pemandangan ini tampak antara lain pada Minggu (29/6). Warga dengan rentang usia dari anak-anak hingga orang tua, berkumpul di lapangan tersebut.
Tak jarang satu keluarga berkumpul bersama di sana, memainkan benda berbahan kertas yang akan terbang dengan bantuan angin tersebut dan dikendalikan memakai tali benang. Ahmad Yani misalnya, datang bersama istri dan kedua anaknya. "Sengaja datang ke sini untuk bermain layang-layang, ngabuburit," kata warga Kecamatan Gurah, Kediri itu.
Ada beragam jenis layangan tampak beterbangan di lapangan ini, dari model konvensional berbentuk segi empat hingga bentuk parasut. Bahkan, ada parasut berbentuk ular yang "melata" di udara.
Semua penampilan layang-layang tersebut menjadi penghiburan bagi warga lain yang datang untuk menonton saja. Bila para pengunjung ini tertarik turut bermain layang-layang, di lapangan ini ada pula penjual aneka rupa layang-layang, dengan kisaran harga Rp 15.000 hingga Rp 25.000 per layang-layang.
Begitu adzan maghrib berkumandang, warga yang bermain maupun menonton layang-layang menghentikan aktivitasnya. Mereka pun bisa berbuka di sana, menikmati aneka makanan yang dijual para pedagang.

Pemilik kolam pancing Tirto Moyo, Indi Surti mengatakan usaha yang didirikannya sejak tahun 2011 ini mencoba menawarkan konsep yang mengutamakan kenyawan pengunjung. "Selain kolam pancingan, kita juga menyediakan warung lesehan, kalau ada yang selesai memancing, pengunjung bisa masak ikannya yang dibantu oleh karyawan-karyawan disini. Menunya khusus bakar dan goreng dan bagi yang tidak membawa alat pancing disediakan beserta umpannya," jelas Indi.
Ikan yang dibudayakan dikolam pemancingan Tirto Moyo antara lain bawal, patin, mujair, tombro, nila dan gurami dengan sistim tarif kiloan, artinya setiap berapa ikan yang diperoleh dihitung berat dengan harga perkilo dari masing-masing jenis ikan.
Tarif perkilonya untuk mujair Rp 17 ribu, patin dan nila Rp. 18 ribu sedangkan untuk jenis nila, tombro dan bawal Rp. 26 ribu dan yang paling mahal adalah ikan gurami Rp. 40 ribu per kilo. Memang kita buat kiloan supaya yang mancing ndak rugi, kita juga ndak rugi. Kan enak kalau pengunjung bayar sesuai yang didapatkan," terangya. Agar usahanya berjalan lancar, wanita yang menyandang gelar sarjana psikologi ini juga menjalin kerjasama dengan pembudidaya ikan. Hanya saja Indi membeli bibit saja, lalu dibudidayakan sendiri di kolam khusus. Selama ini mitra Indi mulai dari wilayah jombang sampai jawa tengah.
"Alhamdulilah pengunjung kita juga banyak dari luar kota, seperti Surabaya, Lamongan dan sebagainya. Kadang-kadang kalau ada yang mengadakan lomba memancing, kami juga menyewakan kolamnya," ujarnya.
Bagi yang hobi mancing atau sekedar menghabiskan waktu liburan , wisata lokal kolam pancing Tirto Moyo yang tidak jauh dari jantung kota ini, bisa dijadikan satu refrensi liburan bersama keluarga.

Selama beberapa bulan terakhir, bisnis takjil telah berkembang dan sangat potensial untuk lebih berkembang lagi. Yang terjadi bahkan, fenomena jualan takjil ini menjadi sebuah tren baru. Banyak pasar kaget di sepanjang jalan utama kota.Akan tetapi, selalu ada saja hal aneh dalam keriuhan massal seperti ini. Aneh karena pasar kaget yang diadakan di bulan Ramadan ini sering kali keluar dari koridor.
Simak saja, ketika bulan puasa, hampir setiap daerah pasti memiliki satu ruas jalan (biasanya jalur utama) yang tiba-tiba dijubeli oleh penjual takjil kagetan. Banyak penjual lantas serta-merta menggunakan daya tarik seksual — misalnya gadis remaja berpakaian mini — demi memasarkan produk.
Aneh. Aneh karena tentunya atribut pakaian mini gadis remaja tersebut tak koheren dengan bulan Ramadan yang suci ini.
Hal aneh yang juga saya alami di Malang, Jawa Timur. Dari tahun ke tahun ke tahun, selalu ada saja penjual yang menggunakan godaan gadis remaja sebagai daya tarik utamanya. Dan, dengan semakin bejubelnya penjual dari tahun ke tahun, godaan gadis remaja seksi tersebut semakin bertambah pula.
Di sepanjang Jl Soekarno-Hatta di Malang, dengan mudah ditemukan gadis remaja seksi berjualan takjil. Parahnya, banyak pengguna jalan yang tergoda karenanya. Tergoda untuk kemudian memperlambat laju kendaraannya untuk bisa memandangi godaan tadi lebih lama.
Belum lagi penjual yang biasanya juga tak segan menyodorkan jualan mereka kepada pengguna jalan yang kebetulan sedang lewat. Maka tak jarang, jalanan dibikin macet oleh pasar kaget ini. Riuh orang berjualan, riuh orang belanja jajanan.
Dan, ternyata fenomena pasar kaget ini terjadi di hampir semua kota di Pulau Jawa. Semua kota punya daerah yang tiba-tiba dikejut oleh riuhnya pasar kaget Ramadan. Berikut adalah beberapa lokasi tujuan yang bisa dijadikan pilihan jikalau berminat untuk berbagi keriuhan juga mengamati keanehan;
Jakarta: Kawasan Sunda Kelapa, Bendungan Hilir.
Bandung: Gasibu
Jogja: Seputaran kampus UGM
Semarang: Jalan Pahlawan
Surabaya: Daerah Masjid Agung, Menanggal, Taman Bungkul
Malang: Sepanjang Jalan Soekarno-Hatta.
Kediri: Sepanjang Jalan PK Bangsa sampai Jalan Hayam Wuruk
Walaupun kadang ada saja hal pengganggu seperti berhentinya arus jalan, remaja labil dengan tingkah-polah tak karuan, dan semakin banyaknya godaan keimanan, serunya berbuka takjil bersama di jalan sambil menatap langit jingga tampaknya terlalu sayang untuk dilewatkan.
Asal tentu saja, harus tetap jaga iman di tengah godaan.

Sebagai gambaran masa kini di pusat kota Kediri di sisi timur sungai Brantas terdapat sebuah pasar tradisional, Setono Bethek, istana bambu. Ada lagi Setono Gedhong, istana batu. Tempat-tempat tersebut benarkah istana kerajaan Kediri di masa silam? Atau sekadar makam para ulama penyebar agama Islam belaka Ada sebuah nama lain di tepi Barat sungai Brantas yang menarik: Bandar Lor, Bandar Kidul. Tampaknya memang di masa silam sebuah pelabuhan kuno?
Berabad-abad sosok menarik Sri Aji Jayabaya dengan ramalan-ramalannya yang sebagian orang, terutama penduduk di pulau Jawa percaya dan menganggap bahwa ramalan itu telah terbukti kebenarannya, misalnya sosok kepemimpinan Presiden Sukarno telah diramalkan beliau sebagai seorang putra dari ibu berasal dari pulau Dewata; ramalan lain lagi masuknya balatentara Dai Nippon yang seumur jagung itu diramalkan 900 tahun silam sebagai si kate cebol kepalang, dan seterusnya, maka kami ingin menambahi sekadar wawasan guna mengarahkan pembaca dan pemerhati sejarah Kediri mengenai kemungkinan adanya keraton Kediri di lokasi lain yang masih merupakan misteri.
Pada kira-kira 1135 maraklah raja Kediri kelak kemudian menjadi raja besar Nusantara: Joyoboyo, Jayabaya, atau Jayabhaya. Kekuasaannya berpusat di Kediri, Jatim, dan wilayah di bawah pengaruh kekuasaannya mencakup seluruh Pulau Jawa (Java) ditambah Jambi, Tidore, dan Kalimantan.Kediri, kini yang kita kenal sebagai kotamadya, dulu merupakan pusat pemerintahan sebuah kerajaan maritim Jawa yang berhasil mempersatukan sebagian besar wilayah Nusantara, selalu mendapat serbuan dari berbagai pasukan asing: pada 1007 Sriwijaya menyerbu kerajaan Medang Kamulan di Kediri untuk menggulingkan prabu Dharmawangsa sebagai balasan atas serangan Medang terhadap kerajaan Sriwijaya pada 990,
Arok mengalahkan pasukan Kediri di Ganter 1222 yakni di sebuah desa di sekitar daerah Pujon, Malang, selanjutnya pada 1292 pasukan Mongol Kublai Khan menyerbu dengan 1000 kapal yang berlayar langsung dari Tiongkok untuk membalas dendam pada Sri Krtanegara. Apa lacur? Oleh mantu raja Jawa (Krtanegara) tersebut, Raden Wijaya, pasukan Mongol digiring dipersilahkan menggempur kraton Kediri Jayakatwang, hingga musnah. Dan pada 1527 Brawijaya terakhir dari kerajaan Daha (Kediri) digempur oleh pasukan Mataram Islam Trenggono. Terakhir pejuang nasional Trunojoyo berhasil dikalahkan oleh Belanda di Kediri.
Pada masa pemerintahan Jayabaya kekuatan militer kerajaan maritim Kediri terletak pada angkatan lautnya yang kuat pada masanya hingga mampu menjaga wilayah kerajaan di seberang pulau yang jauh dari pusat kekuasaan di pedalaman Jawa bagian timur itu.
Kota Kediri yang kita kenal sekarang dibelah oleh sungai Brantas, sungai itu lebarnya kurang lebih 1000 meter. Di masa silam, kapal-kapal perang dan dagang diperkirakan bisa melayari sungai Brantas sepanjang aliran mulai dari pelabuhan laut di Surabaya terus masuk ke pedalaman hingga merapat pusat kota Kediri, sekarang lokasi pelabuhan di tepi sungai di Kediri itu diberi nama pelabuhan Jayabaya, lokasinya di daerah yang kini bernama Bandar Lor.

Mlokon “ prend ayo naik angkot aja yuk aku sudah lelah beud, kakiku rasanya mau copot” bendot “ alah segitu aja capek, jangan kayak anak perempuan gitu ah, nggak baik” sambil ngejek mlokon, waluyo “makanya jadi anak jangan sok! Udah kita jalan aja” mendengar jawaban teman2nya wajah mlokon semakin cemberut. Cuaca hari itu lumayan mendung nampak hujan tak tahan mau turun. Jalanan yang kiri kanannya pepohonan membuat tempat itu nampak seperti alas(hutan) dan membuat tempat itu semakin gelap. Secara tak sengaja mata mlokon terrarah pada seorang wanita yang usianya kira2 sama dengan mlokon, rasa letih yang sejak tadi menggelayuti kini tak dirasakan lagi oleh mlokon.
Mlokon “ prend taku tak nyamperin cewek itu dulu ya” waluyo “ jangan kon itu cewek jadi2an” waluyo memang punya kelebihan warisan dari bapaknya, ia dapat melihat maluk ghaib, juga bisa membedakan mana manusia asli dan mana manusia jelmaan jin. “ aku tu nggak percaya ama yang begituan, udah jangan sirik to yo” ucap mlokon sembari membenahi pakaiannya. Tak berapa lama kemudian mlokon sudah menemui cewek tersebut, bisa digambarkan cewek itu berwajah oriental dengan rambut sebahu, mirip girl band zimbabwe.
Tanpa basa basi mlokon lang sung menanyakan namanya, pada pertanyaan pertama tak dijawab sehingga mlokon bertanya untuk yang kedua kalinya “ maaf mbak kalo boleh tanya, amanya siapa ya?” gadis itu hanya menatap wajah mlokon, mlokon mlokon terkesima saat gadis menatapnya . tak berapa lama gadis itupun menjawab “ namaku may” benarkan kataku ia keturunan cina. Setelah itu mlokon berbincang dengan gadis itu ia tak sadar bahwa gadis itu adalah jelmaan jin wanita. Tak terasa waktu menunjukkan pukul 17.30 sebentar lagi rombongan akan sampai di mbajulan. Kabut tipis seolah turun dari kahyangan membuat tempat itu di selimuti kengerian. Waluyo dari tadi hanya mengikuti mlokon dari belakang kaget ketika gadis yang bersama mlokon tiba2 menatapnya sambil melempar senyum kematian, sebelumnya waluyo melihat jin itu tak berniat jahat kini ia melihat bahwa jin itu jahat. Segera ia lari mendatangi mlokon tapi tak diduga kabut tebal turun dihadapan waluyo sehingga ia kehilangan jejak mlokon. Sementara itu mlokon terus berbincang dengan gadis itu tatkala sebuah dokar(delman) yang dikusiri seorang bapak setengah baya berhenti didepanya.
Kemudian gadis itu naik ke atas dokar dan mlokon mengikutinya, dalam dokarpun mereka tetap berbincang,tatkala mata mlokon tertuju pada sehelai kain didekat kusir kain itu kain mori. Mlokon “pak kok bawa kain mori, bapak mau membatik ya?” dan bapak itu menjawab “mori ini untuk membungkus tubuhmu” mlokon yang menganggap itu hanyalah gurauan tetap tenang saja. Keanehan mulai terasa saat mlokon tak melihat rombongan napak tilas, ia mulai merinding tapi merindingya hilang saat ia melihat wajah may. Perjalanan panjang itu berawal ketika ia sampai disebuah bangunan angker tapi mlokon tak mengenal tempat itu kemudian mereka sampai di sebuah pantai parang tritis mlokon memang pernah 2 kali ke sana jadi ia kenal pantai itu. Ditepi pantai mlokon melihat rombongan orang berkepala hewan tengah mengangkat tandu mlokon semakin merinding, kemudian mereka melewati sebuah gapura dan masuk ke sebuah tempat angker mlokon sempat membaca tulisan di gapura tersebut disitu tertulis pesatrean GONDO MAYIT, disitu mlokon melihat rombongan orang sedang mengangkat keranda mengikuti dari belakang dokar kaki orang tersebut tidak napak tanah. Lama perjalanan berlangsung mlokon mulai sadar bah wa ia sedang kalap. Perjalanan berlanjutu ketika dokar memesuki sebuah desa yang tak asing bagi mlokon, memang desaitu adalah desa mlokon, iapubn sangat lega karna ia berfikir ia akan segera pulang.
Ketika dokar melewati rumah mlokon rumah itu tengah dikelilingi mahluk ghaib. Didepan rumah telah berdiri beberapa pocong dan kuntilanak satu dari pocong itu wajah nya tertutup kain kafan. Dan sebuah kepala berapi mengelilingi rumahnya, mlokon juga melihat sesosok medhon melayang mengikuti dokar sontak ia sangat kaget, dan ketika ia bermaksud melihad may ia seketika pingsan karna gadis itu telah berubah menjadi kuntilanak yang lidahnya panjang menjulur.
Dan saat mlokon terbangun ia telah tergeletak di atas tanah saat itu ia melihat seseorang tengah berjalan. Mlokon “mas ini dimana ya? Itu bangunan apa?” pemuda “ ini di sidoarjo, kalo pabrik itu maspion, emangya kamu siapa dan dari mana?” mlokon “ saya mlokon saya dari kediri tadi saya pingsan, mas ini teroris ya kok wajah nya mirip dul matin.” Pemuda “ asem wajah ganteng gini di bilang teroris, namamu itu kok ndeso banget mlokon” mlokon “eh jangan salah gini gini bawa hoki, emang mas namanya siapa?” pemuda “ namaku michael tapi panggil aja udin” mlokon “ wkwkwkwk. Nama udin saja kok bilang michael nama lengkapnya siapa emang?” udin “ mahrudin” mlokon “ hahaha mahrudin” ketika secara tak sengaja mlokon melihat kaki udin seketika mlokon pingsan.

Menurut Daniel, staf Gereja Katolik Puh Sarang, gua itu merupakan replika gua sejenis yang ada di negara Perancis. Namun ukuran Goa Maria Lourdes di Puh Sarang lebih besar dari yang di Perancis. Di bawah Gua Maria Lourdes di Puh Sarang ini terdapat 12 mata air suci yang sudah disterilkan lebih dulu sehingga bisa langsung "diminum", kata Daniel.
Soal adanya keyakinan bahwa air suci di Goa Maria Lourdes itu bisa menyembuhkan berbagai penyakit dan memberi anak, Ngariyoso staf kemanan Goa Maria Lourdes Puhsarang, membenarkan hal itu.
"Ada seorang warga Kepung, Kediri, yang sudah menderita komplikasi selama 2 tahun dan sudah mengeluarkan banyak biaya, tak kunjung sembuh. Oleh temannya dia disarankan mencoba minum air suci yang ada di goa tersebut. Setelah minum air suci itu, habis 2 botol kemasan air mineral satu liter, katanya, penyakitnya berangsur sembuh dan bisa berjalan, kemudian dia datang sendiri ke goa tersebut untuk mengambil air suci lagi" tutur Ngariyoso.
Selain itu juga pernah ada suamt isteri yang sudah 5 tahun lebih menikah belum dikaruniai anak dan sudah menghabiskan banyak biaya untuk berobat, setelah berobat dengan tulus dan yakin lalu minum air suci goa itu bcbcrapa kali akhirnya dikaruniai anak. "Sekarang anaknya berusia 7 bulan", tambah Ngariyoso kepada Ani Haryitno dari FAKTA.
Sekarang goa tersebut tak pernah sepi peziarah dari berbagai penjuru Tanah Air dengan beragam keinginan.



Radio ANDIKA - Kediri - Jatim - Gua Surowono ada di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Gua berupa lorong bawah tanah dengan sungai yang tak pernah surut walau di musim kemarau. Lubang masuk gua ada dalam sebuah ceruk sumur sedalam kurang lebih lima meter di bawah permukaan tanah.
Menyusuri gua sempit dan gelap ini sungguh menantang. Betapa tidak gua hanya bisa disusuri satu jalur saja. Memasuki lorong demi lorong harus dipandu cahaya senter yang nyalanya cukup kuat dan didampingi pemandu agar tak tersesat, mengingat banyaknya cabang di lorong gua.
Gua Surowono mempunyai empat lorong dan setiap lorong memiliki cara berbeda saat menyusurinya. Lorong pertama disusuri dengan berjalan normal, air pun mengalir sangat deras. Lorong kedua pengunjung harus berhati-hati dan berjalan dengan cara merunduk agar kepala tak terantuk langit-langit gua yang rendah. Lorong tiga disusuri sembari jongkok karena lorong kian sempit dengan ketinggian air mencapai dada orang dewasa. Lorong terakhir tak kalah serunya karena harus dirambah dengan cara merangkak atau berenang.